design by kotaKecil |
BERANDA #97
:: Sepi & terjaga. Sementara di luar sana hujan masih betah memainkan melodinya, yang selalu buatku lega, kala mendengarnya.
Di sini, di ruang tamu 4x3 ini, menarik semua garis, bahwa tidak ada yang perlu dibicarakan lagi. Jarak benar-benar memihak. Tidak ada lagi ruang, tidak ada lagi senggang, yang ada hanya kenangan kita yang bercengkrama, yang menikmati rinai-rinai & meninggalkan jejak-jejak di genangan sisa hujan kala senja, yang basah, dan benar-benar basahi kita.
Aku banyak belajar, kamu pun kuharap begitu. Dan tidak ada yang patut disesali untuk jalan yang pernah kita lalui ini.
Meski, yakinilah, selagi berdenyut nadi, selagi hujan masih menyentuh hari, tetap, ada doa dari hati yang seadanya, yang terlipat sederhana, tanpa sampul berwarna perak, untuk orang-orang yang menanam baik di diri, termasuk untukmu-selalu...
#rumahira
[disajadahtuayangbasah]
BERANDA #96
:: Nanti, suatu senja tanpa warna, waktu menemukan kita. Saat kau datang dengan bocah kecil yang mewarisi wajah teduhmu, yang terlihat manis berkuncirkuda dan berbaju merahmuda.
Tidak ada kata-kata yang mengudara. Dan aku pun tak kuasa mengalihkan kebisuan, hanya sepotong pertanyaan yang flat; "Bagaimana kabar kalian?"
Sementara bibir mungil di sebelahmu, tak sungkan menanyakan benda-benda yang menarik perhatiannya, aku membantu menjelaskan dengan sabar.
Barusan bocah kecilmu menarik pelan kemeja kotak-kotakku. Aku meminta ijin untuk menggendongnya di pundak, kamu mengangguk. Dan aku merasai seperti Rai, anakku sendiri.
Di belakang kami, tidak ada yang tahu, ada bening jatuh dari korneamu. Deras.
#rumahira #kotakecil
BERANDA #95
:: Aku hanya miliki rindu, ini sederhana.
Sesederhana tatapan kita yang menikmati garis-garis bening ini.
Sesederhana daun-daun depan rumah yang berayun-ayun karna tertimpa oleh basah.
Aku hanya rasai rindu, itu sederhana.
Sesederhana angin yang membawaku ke tempat ini, dimana mimpi & senyum itu mekar.
Sesederhana membaca alif-ba-ta-tsa, di mana rinai-rinai selalu sisakan genang kenangan, untuk bayangan...
#rumahira
BERANDA #94
:: Masih di beranda, di meja bundar kita. Angin sepoi mengelus pipi kita.
"Mas kecewa pada mereka?" tanyamu, sambil memutar-mutar cangkirnya.
"Kenapa kecewa? seharusnya aku tahu diri dari dulu..." jawabku dengan senyum kecut.
"Mas, aku tahu, kamu tahu, kita juga tahu kalau kita tetap kotak kecil di mata mereka..." sahutmu lembut, menenangkan. "Ya sudahlah, meski dihujani batu, kita balas aja dengan buah yang ranum lagi manis, Mas kan jadi tambah manis..."
lanjutmu dengan nada menggoda.
Senyum beradu.
#kolaSEnja
BERANDA #93
:: Pagi teduh. Berbicara Ku pada hujan, ihwal doa-doa yang jatuh bersama rinai-rinainya. Ada doa ku di sana, harap yang ku uap dari setangkup tangan kecil, serangkai harap yang benar-benar bening. Untuk tiap-tiap hati yang dekat, tiap-tiap hati yang lekat...
#rumahira
BERANDA #92
:: Ada rasa yang menjalar, rasa yang tereram dalam sisa-sisa tetes hujan kemarin. Di genangan trotoar tua, di antara kecipak kaki bocah yang lebur dan basah dalam lerai tawa.
Kita berkaca di sana, lantas selaksa hidup di dunia genangan, di sana raut kita bercengkrama dalam diam tatapan, dalam rekam senyuman...
#Jejak.hujan.kita
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
mari Cerita...