doc.donny-dhirgantoro. |
“Novel ini
masih bercerita tentang semangat keberanian
bermimpi, mengejar impian itu, meski dalam keterbatasan!” begitu ujar beliau saat diundang Lesehan Bareng Sahabat 5cm. dan 2 di
Kompas Gramedia Fair Medan 2011 awal
november kemarin.
Novel 2 ini
kental akan bagaimana sebuah keajaiban impian, persahabatan, cinta dan keyakinan
itu bisa membuat begitu banyak perbedaan yang mengubah kehidupan manusia. Novel
yang mendenyutkan semangat, bahwa hanya impian dan keyakinan yang bisa
membuat manusia itu berbeda dengan mahluk lainnya.
Mungkin, novel ini adalah satu dari sedikit novel metro pop
yang menyentuh tapi tidak cengeng,
ringan tapi menguatkan. Tulisan
yang tetap renyah meski isinya sarat
dengan serangkaian polemik sosial,
kepribadian dan gender.
Sebuah acungan
jempol atas keberanian penulis membuat novel
yang mengangkat bulu tangkis sebagai setting cerita bagaimana ia mampu memotret
banyak sisi lain dari bulu tangkis, sisi yang lebih humanis, jenial,
sentimental dan emosional dari komunal perbulutangkisan. Mengangkat sebuah keluarga dengan seorang papa yang
berprofesi sebagai produsen shuttle kok.
Diceritakan, produk yang masih diproduksi semi-manual hasil pabriknya mulai goyang
diterpa oleh shuttle kok buatan Cina yang lebih ringan dan murah. Papa,
yang semula labil, rapuh, kerap menjadi
kuat karena ia meyakini, dirinya telah menjadi perisai dan benteng untuk tiga
wanita yang menjadi bagian penting dalam hidupnya, yakni, mama, Gita dan Gusni.
Buku setebal 418 halaman ini bercerita banyak tentang semangat untuk bertahan hidup, berani berbuat dan tak kenal putus asa. Membaca novel
ini, seolah mengingatkan pembaca bahwa kita (Indonesia) adalah jagonya
bulutangkis, “Ini Bulu tangkis, dan ini Indonesia!” demikian dikutip dari cover
belakang novel berwarna merah nyala ini.
Menilik pada kenyataan saat ini, bahwa dunia
perbulutangkisan Indonesia sedang mengalami kemunduran prestasi dan kualitas,
maka novel ini seolah berjuang untuk menanam kembali mimpi-mimpi juara di benak
pemuda-pemudi di nusantara, bahwa kelak, bukan mustahil akan muncul bintang-bintang
baru sekelas Alan Budi Kusuma, Liem Swi King dan Susi Susanti yang menorehkan
sejarah emas untuk Indonesia di kancah dunia setelah terinspirasi dari membaca
buku ini.
Karena hidup tidak sempurna
Karena hidup
tidak sempurna, dan hanya seorang pengecut yang mengharapkan hidup yang
sempurna. Cerita bermula dari kelahiran seorang adik yang ditunggu-tunggu oleh
keluarga besarnya, namun lambat laun, setelah kelahiran dan perjalanan waktu
menakdirkan si adik kecil mengalami kelainan-yakni obesitas yang sangat
berlebihan-yang membuat papa dan mama
harus menjaga si anak bungsu dengan sangat ekstra. Perempuan yang diberi
nama Gusni Annisa Puspita, tumbuh menjadi anak yang besarnya melebihi dua kali
lipat kawan sebayanya. Terbayang bagaimana seorang Gusni menjalani lika-liku kehidupannya
yang serba “berlebihan” itu. Ya, novel ini banyak menceritakan tentang ketegaran
seorang Gusni yang nyatanya telah divonis
hidup tak lebih dai 25 tahun oleh doker, menyerahkah Gusni?
Gusni kecil bertemu seorang sahabat lelaki yang sama-sama
oversize, Harry namanya. Keduanya
sering menghabiskan waktu untuk makan onde-onde di kantin juga di taman yang
mereka sebut taman cita-cita. Sebuah taman yang dihuni beberapa ikan mas
warna-warni, taman yang menjadi pengikat ingatan satu sama lain, bahwa
kebersamaan itu pernah ada dan itu adalah kenangan yang sangat indah. Di taman
itulah, sesekali potongan onde-onde tenggelam ke kolam yang langsung saja dikerubungi
ikan warna-warni. Ya, sebuah kebersamaan
yang terus dikenang, hingga mereka dipertemukan lagi pada usai remaja.
Bersama
Harry dan keluarga besarnya yang besar-besar, Gusni kecil banyak belajar dan
berani bermimpi, “Orang hidup harus punya cita-cita Gus”, “beruntung sekali jadi orang besar, karena
ukuran hatinya juga besar” celetuk Harry saat mereka berdua menikmati bakmi
khas dengan bumbu rahasia racikan rumah makan bakmi nusantara.
Ya,
berkenalan dan mengikuti kisah
perjalanan hidup tokoh Gusni, Gita,
Harry dan tokoh lainnya, seolah mendenyutkan lagi semangat dan nasionalisme
pembacanya. Penulis sedemikian hebatnya mendetailkan cerita, seolah-olah
pembaca berada tepat di tempat-tempat yang penulis ciptakan dalam cerita.
Sebuah pengemasan cerita yang apik.
Semuanya 2 kali
Karena segala
sesuatu diciptakan 2 kali, ya, dalam dunia imajinasi dan dalam dunia nyata.
Tidak ada kerja keras tanpa impian, dan tidak ada impian tanpa kerja keras. Ya,
seperti yang dituturkan Gusni pada
dirinya sendiri, “seperti hidup yang
tidak sempurna. Kamu janji, kamu tidak akan menyerah. Cintai impianmu. Cintai
kerja kerasmu. Cintai hidupmu dengan berani, jangan menyerah dan jangan pernah
berputus asa.”
Aq udah baca novelnya.bagus bngt. Ceritanya bagus.ygvaq pengen tau ini kisah nyata atau fiktif?
BalasHapusspertinya ada fact (fakta/kisah nyata) yang disertai fiction (fiktif)... novel 5cm bagaimana? sudah baca? :)
BalasHapus