Episode 1
Dekat bukan membuat kita tak berjarak. Setidaknya itu yang
terjadi, di sini, Di padang ilalang yang
menjulang, menelan tubuhmu, tubuhku, meringkuk memeluk lutut masing-masing. Dan diam, meski berdua, seolah kita
seperti beberapa tahun lalu, terentang jarak; Terserak di dua kota yang berbeda.
Episode 2
Kita masih seperti dulu. Ya, selaiknya temu awal itu; waktu senja. Dan kini pun ku masih turut, larut tenggelam dalam jejak-jejak yang pernah kita cipta
dengan latar senja, jingga keemasan yang akan selalu kembali, meski tiap hari tenggelam ke barat (lagi).
Episode 3
Hanyalah dirimu, terkanvas raksasa & indah di benak, di sejenak bersamamu.
Aku pun merasa, tak mungkin rencana sesempurna kehendak-Nya, dan Ia menggenggamku, memberi selembar
takdir bertuliskan ikhlas, maka melepasmu & tak kan pernah lagi cinta adalah cara terpahit
menikmati senja, meski ada kopi, ada di beranda, di meja bundar kita. Dan mengusaikan harapan, menenggelamkan kenangan pada tulisan-tulisan yang entah sampai kapan henti bercerita tentang rasa, tentang kamu, tentang kita. Dan tiada lagi tunggu di depan pintu, waktu mengajakku bertualang, membawa ransel, mengikat tali sepatu kuat-kuat guna mengembarai semesta,
menjadi musafir, menemukan makna-makna, menuliskannya-dan semoga melupakanmu adalah seutuhnya.
#rumahira
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
mari Cerita...